hay teman- teman..
Kali
ini aku akan ngebahas mengenai pelajar yang tidak biasa atau sering kita sebut dengan
anak berkebutuhan khusus. Nah.. Apa itu
pelajar yang tidak biasa (exeptional) ?
Yaitu Pelajar anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan
anak-anak yang tergolong berbakat.
Dahulu
istilah "ketidakmampuan" (disability) dan "cacat"
(handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan.
Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang.
Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita
ketidakmampuan. Kondisi ini boleh jadi disebabkan oleh masyarakat, lingkungan
fisik, atau sikap orang itu sendiri.
Para
pendidik lebih sering menggunakan istilah "children with
disabilities" (anak cacat). Tujuannya adalah memberi penckanan pada
anaknya, bukan pada cacat atau ketidakmampuannya. Anak-anak yang menderita
ketidakmampuan juga tidak lagi disebut sebagai "handicapped"
(penyandang cacat), walaupun istilah handicapping condition masih digunakan
untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan hambatan fungsi dari seseorang yang
mengalami ketidakmampuan. Misalnya, ketika anak yang menggunakan kursi roda
tidak memiliki akses yang memadai untuk ke kamar mandi, transportasi, dan
sebagainya, maka ini disebut sebagai handicapping condition.
Kita
akan mengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut:
gangguan organ indra (sensory), gangguan fisik, retardasi mental, gangguan
bicara dan bahasa, gangguan belajar (learning disorder, attention deficit hyper
activity disorder, dan gangguan emosional dan perilaku.
Nah selanjutnya siapa aja sih, anak yang menderita ketidakmampuan itu?
1. Gangguan Indra
- Gangguan Penglihatan
Anak-anak
yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada
skala Snellen di mana angka normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa
korektif Anak low vision dapat membaca buku dengan huruf besar atau dengan
bantuan kaca pembesar. Anak yang "buta secara edukasional"
(educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar
dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar. Kira-kira 1 dari
3.000 anak tergolong educationally blind. Hampir setengah dari anak jenis ini
dilahirkan telah dalam keadaan buta dan sepertiganya mengalami kebutaan pada
tahun-tahun awal kehidupan mereka. Banyak anak buta ini punya kecerdasan normal
dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan dan bantuan belajar
yang tepat. Namun, multiple disabilities sering kali bukan hal yang aneh dalam
diri murid yang tergolong educationally blind. Murid macam-macam ketidakmampuan
ini sering kali membutuhkan berbagai jenis bantuan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan mereka.
Salah
satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan
penglihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran)
yang dengannya murid dapat belajar dengan baik. Anak yang lemah penglihatannya
akan lebih baik disuruh duduk di bangku paling depan di kelas.
- Gangguan Pendengaran
Banyak
anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran tambahan di luar
kelas reguler. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah
pendengaran terdiri dari dua kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual.
Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir, speech
reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya.
Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan Unger spelling), Bahasa
isyarat adalah sistem gerakan tangan yang melambangkan kata. Pengerjaan jari
adalah "mengeja" setiap kata dengan menandai setiap huruf dari satu
kata. Pendekatan oral dan manual dipakai bersama untuk mengajar murid yang
mengalami gangguan pendengaran.
2. Gangguan Fisik
Gangguan
fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena
cedera di otak (cerebral palsy), dan gangguan kejang-kejang (seizure) Banyak
anak yang mengalami gangguan fisik ini membutuhkan pendidikan khusus dan
pelayanan khusus, seperti transportasi, terapi fisik, pelayanan kesehatan
sekolah, dan pelayanan psikologi khusus.
- Gangguan Ortopedik
Gangguan
Ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak
karena ada masalah diotot, tulang, atau sendi.
- Cerebral Palsy
Gangguan
yang berupa lemahnya koordinasi otot tubuh sangat lemah dan goyah, tau bicaranya tidak jelas.
3. Retardasi Mental
retardasi
mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya
kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) sulit beradaptasi dengan
kehidupan sehari-hari. IQ rendah dan kemampuan beradaptasi yang rendah biasanya
tampak sejak kanak-kanak, dan tidak tampak pada periode normal, dan keadaan
retardasi ini bukan disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit atau cedera otak.
Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak.
4. Gangguan Bicara
dan Bahasa
Gangguan
bicara dan bahasa antara lain masalah dalam berbicara (seperti gangguan
artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan bicara), dan problem bahasa
(seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa.
5. Ketidakmampuan Belajar
Anak yang menderita gangguan belajar:
- punya kecerdasar normal atau diatas normal.
- kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran atau
biasany beberapa pelajaran.
- tidak memiliki problem atau gangguan lain, epwrti
retardasi mental yang menyebabkan kesulitan itu.
6. Attention Deficit
Hyperactivity Disorder
Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD)
ketidakmampuan
dimana anak secara konsisten menunjukkan satu atau lebih ciri - ciri sebagai
berikut:
- kurang perhatian
- hiperaktif
- implusif
7. gangguan Perilaku
dan Emosi
Problem
serius dan terus menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi,
depresi, ketakutan yang berkaitan
dengan hubungan, agresi, depresi,
ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga
berhubungan dengan karakteristik sosioemosional.
0 komentar:
Posting Komentar